Kamis, 30 Desember 2010

Teori konflik Ralp Dahrendrof

Teori konflik sebenarnya adalah lawan dari teori fungsionalisme struktural. Dalam teori konflik memandang bahwa masyarakat dapat hidup secara teratur dikarenakan tunduk pada sebuah kekuasaan secara terpaksa. Dengan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan keseimbangan. Masyarakat dipaksa untuk tunduk pada sebuah sistem yang sudah ada. Konsep utama dari teori ini adalah kekuasaan. Seseorang yang telah mempunyai kekuasaan berusaha untuk mempertahankan kedudukanya sedangkan orang yang berada dibawahnya akan berusaha untuk mendapatkan status yang lebih tinggi lagi. Tindakan seperti ini akan terus berlangsung dalam kehidupan manusia. Iniloah yang disebut oleh Dahrendrof sebagai konflik dimana seseorang hidup dalam keterpaksaan dan akan mencari terus status yang lebih tinggi. Sisi lain dari sebuah konflik, juga dapat mengintegrasikan kelompok yang dulunya loggar. Misalnya, supporter sepak bola yang berasal dari Arema Malang, Persija Jakarta, Bonek Surabaya dan lain-lain yang dulunya selalu bermusuhan dan bertindak anarkis pada saat menyaksikan tim kesayanganya bertanding dan kalah hubungan mereka akan semakin baik dan dapat bersatu pada saat mendukung tim sepak bola Indonesia melawan Tim dari Malaysia. Konflik yang terjadi antara Indonesia dengan Malaysia dalam sepak bola membuat supporter asal Indonesia semakin bersatu.

Dalam teori konflik juga disebutkan fungsi-fungsi dari konflik itu sendiri. Seperti

Konflik dengan kelompok lain akan membantu menciptakan kohesi dengan kelompok lain. Seperti Suporter Indonesia yang bersatu setelah sebelumnya longgar dapat terjadi karena konflik dengan Malaysia dalam sepak bolanya.

Dalam suatu masyarakat, konflik dapat mengaktifkan peran individu yang semula terisolasi. Misalnya seorang pemuda yang dulunya tidak mau tahu tentang desanya. Akan menjadi aktif berperan dalam desanya setelah terjadi konflik dengan desa lain

Konflik juga dapat membantu fungsi komunikasi. Dalam sebuah konflik, hubungan antar individu dalam suatu kelompok akan lebih intens sehingga komunikasi akan berjalan lebi baik.

Konflik akan dapat menemukan ide-ide yang lebih baik lagi dari semula. Dengan adanya sebuah konflik maka masyarakat akan berusaha untuk mengatasinya dan juga mengganti sebuah sistem yang memang sudah tidak cocok lagi untuk dilanjutkan fungsinya. Tidak ada perubahan yang terjadi sebelun adanya sebuah kegagalan dalm suatu sistem.

Dari penjelasan diatas kita menemukan bahwa teori konflik hanya memandang suatu masyarakat dari satu sisi yaitu masyarakat akan dapat terus berlanjut jika didasari dengan adanya kekuasaan yang memaksa. Sedangkan teori fungsionalisme struktural memandang masyarakat selalu berada dalam perobahan yang seimbang. Sistem akan mengontrol masyarakat untuk selalu bertindak sesuai fungsi yang dimainkannya

Pernyataan yang ekstrim dari teori konflik dan juga dapat dinyatakan dalam teori fungsuonalisme adalah konflik yang bersifat fungsional harus tetap dilestarikan. Konflik yang terjadi antara Israel dengan Palestina sulit diselesaikan karena konflik yang terjadi tersebut fungsional bagi Amerika. Amerika menggunakan Israel untuk mengalahkan Palestina agar apabila Israel menang Amerika akan mudah untuk menguasai sumberdaya yang ada di Palestina. Amerika menggunakan Agama sebagai alat . Amerika mencekoki Israel bahwa Palestina adalah tempat kelahiran nabi mereka yang harus direbut dari palestina yang memang dahulunya adalah miliknya.














Sumber rujukan : George Ritzer-Douglas J. Goodman, 2004, Teori sosiologi modern, Jakarta: Prenada Media



Tidak ada komentar:

Posting Komentar