Minggu, 02 Januari 2011

Inteaksionisme simbolik

Teori ini menyatakan bahwa seorang manusia itu bersifat kreatif dalam memutuskan untuk bertindak dan juga mempunyai maksud-maksud tersendiri dari tindakannya itu. Jadi realita tindakan manusia itu tidak hanya yang Nampak saja tapi juga sesuatu yang ada dalam diri orang itu seperti motif, tujuan-tujuan tertentu. Teori ini melihat tindakan manusia dari dalam diri manusia tersebut. Apa makna tindakan-tindakan itu bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Menurut Mead tindakan manusia terjadi dalam empat tahapan. Implus. Pengaruh atau dorongan yang timbul untuk melakukan sesuatu. Misalnya seseorang laki-laki yang suka pada seorang perempuan. Rasa suka yang dimiliki itu adalah bentuk dari dorongan tersebut. Ia akan melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan dorongan yang ada itu. Presepsi, seseorang akan bereaksi terhadap dorongan yang timbul itu. Ia akan mencari tahu tentang cara-cara yang akan digunakannya untuk memenuhi tujuanya. Ia akan menggunakan cara-cara yang berbeda dari biasanya dengan pikiran kreatifnya ataupun dengan cara yang sudah ada di lingkungannya. Manipulasi. Manusia mempunyai kelebihan berpikir dari pada hewan. Ia mampu memngubah cara-cara yang ada menjadi bentuk yang lain yang lebih bernilai baginya. Misalnya, seorang yang sedang jatuh cinta akan memberikan bunga pada teman perempuanya. Tindakan seperti ini akan mampu untuk dimanipulasi oleh manusia itu dalam bentuk lain yang lebih berkesan. Konumasi , setelah manusia memikirkan tentang dorongan begitu juga dengan cara-cara yang akan dilakukanya, maka ia akan melakukan cara-cara tersebut.
Dalam bertindak manusia juga menggunakan symbol-simbol tertentu. Simbol yang dimiliki oleh manusia bisa jadi berbeda panafsiran dengan simbol yang dimiliki oleh orang lain. Simbol akan menjadi signifikan apabila penafsiran tentang simbol oleh orang yang berinteraksi itu satu makna. Simbol yang paling signifikan adalah bahasa. Bahasa tidak perlu penafsiran lagi, berbeda dengan simbol yang harus ada upaya untuk menafsirkannya. Manusia mengetahu dan memaknai simbol-simbol berdsarkan pengalamannya dalam berinteraksi sehari-hari dengan lingkungannya (sosialisasi).
Mead juga membagi dua dimensi dalam diri yaitu “I” dan “me”.”I” adalah kemampuan berpikir manusia yang kreatif dan tidak dipengaruhi oleh lingkunganny. Tindakan biasanya bersifat spontan. “Me” adalah tindakan seseorang sesuai dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama dalam suatu lingkungan. Seseorang yang mempunyai dimensi “I” yang kuat mampu mempengaruhi pikiran orang lain. Bahkan “I” yang dimiliki oleh seseorang bisa menjadi “me”nya banyak orang.
Para tokoh interaksionisme simbolik mengelompokan 7 prinsip dasar dari teori ini :
1. Manusia mempunyai pikiran yang lebih luas dari pada hewan
2. Kemampuan bepikir itu diperolae dari interaksi sosial
3. Dalam berinteraksi manusia, mereka akan mempelajari arti dan makna simbol yang dipakai.
4. Makna dan simbol itu memungkinkan manusia untuk bertindak secara khusus
5. Manusia mampu mengubah makna simbol itu sesuai dengan pemikiranya sendiri
6. Manusia mampu menentukan cara sesuai dengan diri mereka sendiri yang berbeda dengan yang udah ada.
7. Pola tindakan dan iteraksi yang saling berkaitan akan membentuk kelompok dan masyarakat
Dari prinsip dasar yang dikemukakan diatas, dapat kia ambil kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk yang kreatif karena memilki kelebihan dalam berpikir dan memodifikasi sesuatu. Manusia dapat menciptakan lingkunganya sendiri yang berbeda dari biasanya. Dalam bertindak manusia tidak harus bertindak sesuai dengan adat yang ada, ia mampu mengubahnya menjadi tindakan yang lebih bermakna baginya melalui proses berpikir tersebut. Melalui berpikir kreatif inilah manusia mampu mengubah lingkunganya.







Sumber rujukan : George Ritzer-Douglas J. Goodman, 2004, Teori sosiologi modern, Jakarta: Prenada Media

Teori pertukaran George Homans

Dalam berinteraksi dengan individu lainnya maka seorang individu akan mempertimbangkan apa keuntungan dan kerugian yang menjadi konsekwensi dari interaksi tersebut. Semakin menguntungkan tindakan interaksi tersebut maka akan dipertahankan dan sebaliknya apabila merugikan bagi keduanya ataupun salah satu pihak maka mereka akan memutuskan untuk menyudahi interaksi tersebut.
Dalam teori ini ada enam proposisi utama
1. Proposisi sukses
Semakin sering seseorang memperoleh penghargaan dari tindakannya itu maka semakin besar kemungkinan orang itu untuk mengulangi tindakanya lagi di masa datang. Seseorang yang sedang pacaran, apabila seseorang memberikan hadiah pada pasangannya pada hari-hari tertentu, kemudian pasangannya menjadi lebih senang, maka kemungkinan orang itu melakukan tindakan yang sama di masa depan menjadi lebih besar. Tetapi menurut Homans hadiah yang diberikan secara teratur dalam waktu yang tertentu akan menyebabkan kebosanan pada penerima hadiah itu. Misalnya contoh diatas tadi. Dengan memberikan hadiah secara teratur pasangan akan menjadi bosan karena udah tidak lagi menjadi sebuah kejutan yang diharapkan dari sudah tindakan.
2. Proposisi tindakan
Apabila di masa lalu ia mendapatkan sebuah dorongan untuk melakukan sebuah tindakan, dan dari tindakan itu ia mendapatkan hadiah, maka besar kemungkinan orang itu akan mengulangi tindakan itu bila mendapat dorongan yang sama. Kita lihat contoh diatas. Seorang laki-laki yang ingin membahagiakan seorang wanita, ia memberikan sebuah hadiah. Dengan hadiah itu pasangannya menjadi senang maka apabila laki-laki tadi ingin menyenagkan pasangannya lagi, maka besar kemungkinan akan mengulangi tindakan yang sama.
3. Proposisi nilai
Makin tinggi nilai hadiah itu bagi dirinya, maka besar kemungkinan seseorang itu akan mengulangi tindakan itu. Dari contoh diatas seorang laki-laki yang berhasil membuat pasanganya bahagia dengan hadiah itu maka ia akan mengulangi tindakannya itu karena nilai yang di dapat sangat besar baginya yaitu kebahagian yang diperoleh dari hadiay yang diberikan
4.Proposisi kejemuan
Makin sering seseorang mendapat hadiah yang sama dan teratur maka nilai hadiah yang diberikan itu semakin berkurang. Hadiah yang sama yang diberikan akan mengurangi nilai hadiah itu karena hadiah itu sudah tidak menjadi sesuatu yang sangat diharapkan. Homans mencotohkan tindakan seorang penjudi. Seorang penjudi tidak setiap hari dapat menang. Hadiah yang didapatkan tidak teratur kadang menang dan kadang kalah. Mendapat hadiah yang tidak teratur akan membuat seseorang menjadi lebih sering melakukan tindakan itu.
5. Proposisi persetujuan
Apabila seseorang mendapatkan hadiah yang tak ia inginkan malah mendapat hukuman maka orang itu akan marah. Apabila seorang laki-laki memberikan hadiah pada perempuan tapi hadiah dianggap tidak berarti maka orang itu akan marah. Begitu juga sebaliknya, apabila tindakannya mendapatkan hadiah seperti yang ia inginkan atau bahkan lebih, mka orang itu akan merasa senang
6. Proposisi rasionalitan
Dalam memilih tindakan alternative seseorang akan memilih tindakan yang bernilai lebih besar dari masa lampau berdasarkan perhitungan rasionalitas.

Dari teori diatas dapat kita lihat kalau individu selalu bertindak untuk mendapatkan keuntungan. Interaki yang tidak menguntungkan akan ditinggalkan dan mencari altrnatif yang lain yang lebih menguntungkan. Sesuai dengan teori ekonomi yaitu modal sekecil-kecilnya dan untung sebesar-besarnya. Jadi manusia bertindak pasti tindakannya itu menguntungksn diri sendiri. Apabila manusia bertindak untuk kepentingan orang lain saya rasa itu tidak benar karena meskipun bertindk untuk orang lain akhirnya juga kembali kepada dirinya sendiri untuk mendapatlkan keuntungan. selagi tindakanya bermanfaat dan menghasilkan hadiah yang diinginkannya maka tindakan itu akan terus dilangsungka dan begitu juga sebaliknya.




Sumber rujukan : George Ritzer-Douglas J. Goodman, 2004, Teori sosiologi modern, Jakarta: Prenada Media