Jumat, 22 April 2011

Cultural Lag & Anomie dalam Masyarakat

Cultural Lag

Dalam budaya ada yang biasa kita sebut dengan cultural lag yaitu ketertinggalan budaya. Budaya yang masuk dalam masyarakat begitu pesat tanpa diimbangi dengan ilmu pengetahuan tentang budaya itu. masyarakat menjadi seperti orang yang yang terkejut dalam menerima budaya baru itu. tak jarang manusia menggunakan fungsi kebudayaan itu dengan tidak semestinya. Perkembangan budaya yang tak seimbang merupakan masalah pokok dari semua ini. Budaya material cenderung berkembang lebih maju dan lebih dulu meninggalkan kebudayaan non material. Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak kita jumpai orang-orang yang sudah memiliki teknologi canggih, hp misalnya. Banyak orang yang memiliki hp yang canggih, yang dilengkapi dengan banyak fitur untuk memudahkan kehidupan kita. Tapi mereka tidak tahu atau tidak bisa untuk menggunakan fitur-fitur yang telah tersedia. Bahkan kadang kita temui orang yang memiliki hp yang canggih tapi masih bertanya tentang bagaiman acara menghidupkan alarm. Kejadian seperti ini sering kita temukan. Dalam berkembangnya budaya meteriil orang mudah untuk menerimanya. Iklan-iklan di televisi yang begitu menarik merupakan daya tarik sendiri. Hal ini menyebabkan budaya tersebut tidak berfungsi sesuai dengan semestinya, malah akan menjadi bomerang bagi pemakainya. Komputer yang di ciptakan untuk mempermudah kebutuhan manusia akan berubah menjadi hal yang malah membuat manusia itu menjadi lupa dengan waktu. Seharian hanya bermain didepan komputer dengan tujuan yang tidak jelas. Manusia yang seharusnya mengendalikan komputer maka berbalik menjadi mereka yang dikendalikan oleh komputer atau mereka dikendalikan oleh kebudayaan yang mereka buat sendiri


Anomie

Anomie merupakan hilangnya nilai-nilai yang ada dalam masyarakat sehingga masyarakat tidak mempunyai pegangan dalam menentukan hal yang baik dan buruk. Suatu nilai yang sudah ada hilang karena perubahan sosial dan nilai-nilai baru yang dubutuhkan tidak muncul. Hal ini membuat masyarakat menjadi bingung untuk menentukan nilai dalam kehidupan mereka. kejadian-kejadian anarkis yang terjadi dalam masyarakat mungkin dapat kita ambil sebagai contohnya. Tindakan pengeboman akhir-akhir ini marak terjadi. Dalam analisa ini mereka melakukan itu karena mereka tidak mengetahui apa nilai pengeboman itu. akibat yang ditimbulkan dalam masyarakat. Keadaan masyarakat yang kacau membuat mereka bingung untuk menentukan tindakan mereka. Dalam keadaan ini seseorang sangat mudah untuk dipengaruhi. Mudah untuk dimasuki doktrin-doktrin baru yang bisa membahayakan bagi masyarakat sekitarnya. Mereka tidak mempunyai pegangan untuk menetukan apa yang baik yang harus dilakukan. Masyarakat mulai bingung dalam menentukan tindakan yang benar dan yang salah. Di desa sekarang banyak kita jumpai perempuan yang memakai baju yang ketat yang sedikit memerlihatkan tubuhnya. Mereka melakukan itu karena masuknya budaya baru yang kebanyakan melalui teleivisi. Dengan menonton televise mereka dengan tidak sadar telah menerima budaya baru dari kota yang modern. Nilai tradisi yang dulu mereka anut lama kelamaan akan memudar dari dirinya digantikan oleh budaya baru itu. dalam hal ini masyarakat tidak bisa berbuat banyak. Nilai lama menghilang tapi nilai baru untuk mengimbangi budaya itu belum muncul. Tidak ada pilihan lain masyarakat akan menerima kebudayaan itu tanpa melihat baik buruknya.

KARAKTERISTIK KEBUDAYAAN

Kebudayaan merupakan cara berpikir dari setiap orang, perilaku-perilaku yang digunakan dalam berinteraksi, dan juga objek-objek material yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Sifat-sifat dari kebudayaan adalah berbasis pada simbol, dapat dipelajari, diwariskan, dimiliki bersama, dan bersifat adaptif. Salah satu contoh kebudayaan adalah budaya “nondjok” , yaitu budaya dimana ada seseorang yang mempunyai hajat, entah itu pernikahan, khitanan, atau yang lain, maka orang yang mempunyai hajat tadi memberikan bebagai macam makanan kepada kepala desa.

Sesuai dengan karakteristiknya maka budaya ini dimiliki bersama oleh masyarakat itu. setiap masyarakat yang mempunyai hajat, dengan sendirinya tanpa ada paksaan ataupun tekanan mereka mau melakukanya, meskipun kadang kala makanan yang mereka buat cukup sedikit. Masyarakat melakukanya karena mereka mempunyai pemikiran bahwa “ nondjok” itu adalah kebudayaan miliknya yang harus dilakukan apapun alasanya. Bagi orang yang tidak melakuakn kebudayaan ini maka dengan sendirinya masyarakat yang lain akan mencemoohnya. Tindakan mencemooh itu merupakan tindakan yang dilakukan masyarakat karena mereka tersinggung karena ada orang yang tidak mau melaksanakan budaya mereka yang sudah dari dulu mereka anut.

Kebudayaan itu akan diwariskan pada generasi berikutnya. Kepada anak mereka, misalnya. Setiap keluarga biasanya memberikan pendidikan tentang kebudayaan itu lewat cerita-cerita kepada anak mereka bahwa harus melakuaknya. Pada saat kebudayaan itu berlangsung orang tua akan melibatkan anaknya dalam proses kebudayaan itu. misalnya pada saat mengantarkan ke rumah kepala desa. Dengan sendirinya budaya itu akan meresap pada pikiran anak itu. sehingga dia juga akan merasa bahwa budaya itu adalah miliknya yang harus dijaga terus.

Budaya itu bersifat adaptif, artinya dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sosial. Budaya dapat juga berubah karena berubahnya kondisi sosial. Seperti budaya ini, inti budaya ini adalah memberikan makanan pada kepala desa. Tapi macam-macam makanan dan jumlah yang diberikan tidak sama antara orang yang satu dengan yang lainya. Orang yang kaya bisa memberikan makanan yang banyak dan mewah sebaliknya orang yang miskin hanya mampu memberikan seadanya saja. ini menunjukan budaya itu tidak harus sama dalam penerapanya dalam kehidupan sosial. Tergantung dengan kondisi masing-masing

Sebuah budaya berbasis pada simbol. Setiap budaya memiliki simbol-simbol yang tidak sama yang mempunyai makna yang berbeda pula. Simbol yang digunakan merupakan sesuatu yang muncul dari diri seseorang karena telah terjadi kejadian yang luar biasa. Misalnya turnya hujan yang sudah bertahun-tahun tidak hujan. Mereka mengugkapkan rasa syukur mereka dengan melakukan hal yang mereka anggap itu baik. Budaya ini merupakan simbol dari bentuk penghormatan terhadap seorang pimpinan yang tertinggi dalam desa itu.

Dalam perkembanganya, budaya harus bisa menyesuaikan dengan keadaan sosial yang ada. Apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, budaya harus bisa memenuhinya. Jika tidak maka dengan sendirinya budaya itu akan dianggap tidak ada oleh masyarakat. Jadi, budaya dapat berubah sesuai dengan berubahnya waktu.